Permasalahan perpustakaan di Indonesia memang kompleks. Anda sebagai seorang pustkawan atau yang cinta dengan dunia perpustakaan pastinya sudah tahu bahwa minat baca di Indonesia rendah. Dibandingkan dengan negara lain, kesadaran membaca Indonesia sangat memprihatinkan.
Lantas, dalam konteks permasalahan perpustakaan di Indonesia saat ini, sebenarnya siapa yang paling bermasalah? Jawabannya relative. Tergantung dari perspektif mana yang akan diteropong. Nah, berikut beberapa permasalahan poker online uang asli perpustakaan di Indonesia.
3 Alasan yang Membuat Orang Malas ke Perpustakaan
Perpusatkaan Terkesan Kaku dan Kuno
Permasalahan perpustakaan di Indonesia yang menjadi sebab sepi karena kaku dan kuno. Memang tidak semua perpustakaan seperti itu. Tetapi bagi kaum millennial masih mendefinisikan seperti itu. Dengan kata lain, pihak perpustakaan mau tidak mau harus membranding ulang bahwa perpustakaan itu menyenangkan dan asyik.
Banyak Rumah Baca Tanpa Suara
Permasalahan perpustakaan di Indonesia memang masalah minat baca yang rendah. Angka minim terhadap minat baca inilah yang menyebabkan rumah bacapun akhirnya macet, membisu hanya ada gedungnya, tetapi tidak ada ruhnya.
Apakah ini murni karena minat baca yang rendah? Sehingga rumah baca tanpa suara? Saya kira tidak. Ada sebab akibat yang mempengaruhi. Beberapa sebab yang sudah dituliskan di atas. Jika mau bergerak dan memperkenalkan literasi kepada kaum millennial, nyatannya masih banyak yang antusias.
Salah satunya rekan saya, Fiki yang memiliki Rumah Baca keliling. Bersama teman-teman penggiat literasil, setiap akhir pekan ia mangkrak di Lapangan Denggung, Sleman memperkenalkan buku kepada anaka-anak yang bermain di sana. Saat saya temui di lokasi memang benar. Banyak antusias membaca buku, atau melihat buku. Tentu saja ini harapan kecil bahwa literasi Indonesi masih ada harapan. Permasalahan perpustakaan di Indonesia kembali lagi ke user slot bonus pustakawan atau pengiat literasi.
Kurang Responsif
Salah satu keengganan pengunjung terhadap permasalahan perpustakaan di Indonesia karena pelayanan yang kurang responsive. Saat masuk ke perpustakaan, pengunjung mungkin sudah tidak asing dengan kotak saran atau kotak kepuasan pengunjung. Atau ada angket untuk mengisi kesan pesan mengunjungi perpustakaan.
Nampaknya pula atribut tersebut hanya dianggap tidak penting bagi pengunjung. Memang banyak latarbelakang kenapa pengunjung kurang respek terhadap itu semua. Bisa jadi karena pengunjung tidak merasakan perubahan dari masukan dan kotak kepuasan pengunjung. Sehingga saat datang terkesan acuh tak acuh. Meski sepele seperti ini, ternyata ini menjadi permasalahan perpustakaan di Indonesia yang perlu ditindak.