Memprediksi laju infiltrasi ke dalam tanah berdasarkan porositas tanah dan infiltrasi tanah di DAS. Adapun infiltrasi adalah proses dimana air merembes ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Penyerapan juga merupakan bagian dari siklus air, yang berperan penting dalam mengoptimalkan ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman, meminimalkan limpasan dan erosi, serta meningkatkan efisiensi irigasi dan drainase.
Laju infiltrasi merupakan tingginya masa air yang memasuki tanah melewati permukaan tanah pada beberapa waktu tertentu saja. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi laju serapan, namun salah satu yang paling berpengaruh adalah sifat fisik tanah, antara lain porositas tanah dan tekstur tanah. Laju serapan pada tanah yang berbeda disebabkan oleh perbedaan sifat fisik tanah.
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan kesatuan sungai dan anak sungai yang bertugas untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan secara alami ke danau atau laut. Perbatasan adalah pemisah topografi. dari laut ke daerah perairan masih dipengaruhi oleh aktivitas darat. DAS dapat diartikan togel singapore juga sebagai tempat ekosistem yang memiliki batas garis pemisah topografi yang mempunyai fungsi sebagai tempat penampungan, penyimpanan, dan saluran air yang terdiri dari sedimen serta unsur hara lainnya melintasi sistem sungai akses keluar.
DAS mempunyai elemen fisik dan biotik yang saling berkenaan. Hubungan antara elemen fisik dan biotik tersebut mempengaruhi siklus air di DAS. Elemen fisik DAS bisa berbentuk iklim, nilai dari parameter DAS, dan kondisi alam (permukaan tanah yang miring dan jenis tanah). Elemen biotik yang juga dapat mempengaruhi siklus air antara lain manusia dan tumbuhan. Elemen biotik ini umumnya lebih rentan terhadap perubahan.
Pemanfaatan Pengelolaan Das
Pemanfaatan dan pengelolaan DAS mampu menyebabkan terjadinya perubahan status hidrologi DAS. DAS lain yang mungkin kini didominasi oleh pemukiman, menurunkan nilai laju infiltrasi, sehingga mengurangi resapan air ke dalam tanah.
Data serapan merupakan data hidrologi yang digunakan dalam perencanaan pengelolaan badan air. Tingkat penyerapan menentukan berapa banyak air yang masuk ke limpasan permukaan dan berapa banyak air yang masuk ke dalam tanah dan menjadi sungai bawah tanah. Selain itu, tingkat penetrasi juga mempengaruhi pendefinisian masalah seperti banjir dan kekeringan. Semakin tinggi infiltrasi, semakin kecil kemungkinan terjadinya banjir dan kekeringan. Sebaliknya, semakin rendah infiltrasi, semakin tinggi limpasan, yang dapat meningkatkan aliran sungai dan kenaikan air sungai, yang mengarah pada kemungkinan banjir dan kekeringan yang lebih besar.
Saat merencanakan daerah tangkapan air, kondisi air setempat harus diketahui. Hubungan antara budidaya dan sifat tanah pada suatu DAS mempengaruhi penentuan nilai laju infiltrasi, hal ini berkaitan dengan konstanta k (konstanta tanah, geofisika) yang erat hubungannya dengan struktur permukaan bumi. Jadi, ketika tanah memiliki sifat berpori atau gembur dan tanaman tumbuh di permukaan, nilai k akan rendah, sedangkan untuk tanah yang jenuh air atau sulit menyerap air karena pori-pori tanahnya sempit dan struktur permukaannya halus nilainya menjadi besar.
Laju infiltrasi memiliki beberapa klasifikasi yakni agak lambat, sedang, agak cepat, dan cepat. Dalam pemilahan klasifikasi lambat, struktur pasir lanau memiliki tingkat penetrasi yang lebih baik dibandingkan dengan struktur tanah lempung dan berpasir lumpur organik. Sedangkan dalam klasifikasi sedang-lambat struktur pasir memiliki tingkat penetrasi yang lebih baik dibandingkan dengan pasir lanauan dan pasir berlempung.